1. PELAPISAN SOSIAL
A. PENGERTIAN
Masyarakat
terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang
tentu akan membentuk
suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Masyarakat
merupakan suatu kesatuan
yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini. Maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan
yang dalam pembentukannya mempunyai gejala
yang sama. Masyarakat tidak dapatdibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat.
Betapa individu dan masyarakat adalah
komplementer dapat kita lihat
dari kenyataan, bahwa :
a. manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
b. individu
mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan
(berdasarkan
pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.
Setelah itu kita mengerti bahwa manusia sebagai
makhluk sosial yang selalu mengalami perubahan sosial, marilah
kita pelajari apa yang
dimaksud dengan Stratifikasi Sosial atau Pelapisan Masyarakat. Istilah Stratifikasi atau Stratification berasal
dari Kata Strata atau Stratum yang berarti Lapisan. Karena itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan
Masyarakat. Sejumlah individu
yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut
ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan
atau stratum.
Pitirim
A. Sorokin memberikan definisi
pelapisan masyarakat sebagai berikut : " Pelapisan masyarakat
adalah perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara
bertingkat (hierarchis)."
Lebih lengkap lagi batasan
yang dikemukakan oleh Theodorson dkk. di dalam Dictionary of Sociology, oleh mereka dikatakan
sebagai berikut :
Pelapisan masyarakat berarti
jenjang status dan peranan yang relatif
permanen yang terdapat
di dalam sistem
sosial (dari kelompok
kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan
hak, pengaruh dan kekuasaan.
Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai
suatu kerucut atau primida,
di mana lapisan
bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke alas.
B. PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP KELOMPOK SOSIAL
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan
jenis kelamin nampaknya
menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno. Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan
yang berbeda kepada kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini perlu diingat bahwa ketentuanketentuan tentang pembagian
kedudukan antara
laki‘"laki dan perempuan yang kemudian menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan, semata-mata
adalah ditentukan oleh sistem kebudayaan itu sendiri.
Rita lihat saja misalnya kedudukan
laki-laki di Jawa berbeda dengan kedudukan laki-laki
di Minangkabau. Di Jawa kekuasaan keluarga
di tangan ayah sedang di Minangkabau tidak demikian. Dalam hubungannya dengan pembagian pekerjaan pun setiap suku bangsa memiliki
Cara sendiri-sendiri.
Di Irian misalnya atau di Bali. Wanita lebih bekerja
keras daripada laki- laki.
Di dalam organisasi masyarakat primitif pun
di mana belum mengenai tulisan. pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai
bentuk sebagai berikut :
1 ) adanya kelompok berdasarkan jenis kelamindan umurdengan
pembedaan - pembedaan hak dan kewajiban;
2) adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak
tstitllewa;
3) adanya pemimpin
yang saling berpengaruh;
4) adanya orang-orang yang dikecilkan di luar kasta dan
orang yang di luar perlindungan hukum (cutlaw men);
5) adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri;
6) adanya pembedaan
standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.
Pendapat
tradisional tentang masyarakat primitif sebagai
masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi
dan perdagangan adalah
tidak benar. Ekonomi primitif bukanlah
ekonomi dari individu-individu yang terisolir
produktif kolektif. Apa yang sesungguhnya adalah
kelompok ekonomi yang tersusun alas dasar ketergantungan yang timbal balik dan individu-individu yang aktif secara ekonomis,
serta bagian-bagian yang lebih kecil daripada
suatu kelompok yang memiliki sistem
perdangangan dan barter
satu sama lain.
C. TERJADINYA PELAPISAN SOS/AL
- Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan
sesuai dengan pertumbuhanmasyarakat itu sendiri.
Adapun orang-orang yang menduduki lapisan
tertentu dibentuk bukan berdasarkan alas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah
dengan sendirinya. pengakuan-pengakuan
terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh
dengan sendirinya.
Oleh Karena
sifatnya yang tanpa disengaja inilah
maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut
tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku.
Pada pelapisan yang terjadi
dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada sesuatu strata atau pelapisan adalah
secara otomatis, misalnya
karena usia tua, karena pemilikan kepandaian yang lebih,
atau kerabat pembuka, tanah, seseorang yang memiliki
bakat seni atau sakti.
- Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan
yang disusun dengan sengaja ditujukan
untuk mengejar tujuan bersama.
Di dalam sistem
pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas
adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan
kepada seseorang. Dengan adanya
pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan
ini maka di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki
dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal
maupun secara horizontal.
Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat
misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi,
dan lain-lain. Singkat kata di dalam organisasi formal.
Di dalam sistem
organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem, ialah :
1) Sistem fungsional; merupakan pembagian kerja
kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja di dalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala-kepala seksi dan lain-lain.
2) Sistem skalar: merupakan pembagian kekuasaan menurut
tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertikal). Pembagian
kedudukan ini di dalam organisasi formal pada pokoknya diperlukan agar organisasi itu dapat bergerak
secara teratur untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tetapi sebenarnya terdapat pula kelemahan yang disebabkan sistem yang demikian itu.
D. PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT
SIFATNYA.
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan
dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi
:
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.
Di dalam sistem
ini permindahan anggota
masyarakat ke lapisan
yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin
terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa.
Di dalam sistem yang demikian
itu satu-satunya jalan
untuk dapat masuk menjadi anggota
dari suatu lapisan
dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem pelapisan tertutup
kita temui misalnya
di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta.
Sebagaimana kita ketahui
masyarakat terbagi ke dalam :
- Kasta Brahmana
: yang merupakan kastanya golongan.‘golongan pendeta dan merupakaan kasta tertinggi.
- Kasta Ksatria
: merupakan kasta dari golongan
bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai
lapisan kedua.
- Kasta Waisya : merupakan
kasta dari golongan pedagang yangdipandang sebagai lapisan menengah ketiga.
- Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata.
- Paria : adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta. Yang termasuk golongan
ini misalnya kaum gelandangan, peminta
dan sebagainya.
Sistem stratifikasi sosial yang tertutup biasanya juga kita
temui di dalam masyarakat feodal atau masyarakat yang berdasarkan realisme. (Seperti pemerintahan di Afrika Selatan yang terkenal masih melakukan politik apartheid atau perbedaan wama kulit yang disahkan oleh undang-undang).
2) Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada
di bawahnya atau naik ke lapisan
yang di atasnya.
Sistem yang demikian
ini dapat kita temukan misalnya
di dalam masyarakat di Indonesia
sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk
menduduki segala jabatan
bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu. Tetapi di samping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya.
Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan usaha sendiridisebut "
Achieve status". Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat, sistem pelapisan
masyarakat yang terbuka
sangat menguntungkan. Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan
yang lain. Dengan
demikian orang berusaha
untuk mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita"‘dicitakan. Demikian- sebaliknya bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin
didesak oleh mereka yang cakap, sehingga
yang bersangkutan bisa jadi jatuh ke tangga sosial yang lebih rendah.
E. BEBERAPA TEORI TENTANG
PELAPISAN SOSIAL.
Bentuk konkritdaripada pelapisan masyarakat ada beberapa
macam. Ada sementara sarjana yang meninjau
bentuk pelapisan masyarakat hanya berdasar salah satu aspek saja misalnya aspek ekonomi, atau aspek politik
saja, tetapi sementara itu ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran
secara komprehensif.
Selanjutnya itu ada yang membagi
pelapisan masyarakat kedalam jumlah yang lebih
sederhana (misalnya membagi
hanya menjadi dua bagian).
Sementara itu ada pula yang membagi tiga lapisan atau lebih).
Ada yang membagi
pelapisan masyarakat seperti
berikut ini:
1) Masyarakat terdiri dart kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).
2) Masyarakat
terdiri dari tiga kelas ialah kelas atas (upper
class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower
class).
3) Sementara itu ada pula sering kita dengar : kelas atas (upper class), kela menengah (middle class), kelas menengah ke bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class).
Pada umumnya golongan yang menduduki kelas bawah jumlah orangnya
daripada kelas menengah, demiian seterusnya semakin
tinggi golongannya semaKin sediKit
jumlah orangnya. Dengan
demikian sistem pelapisan masyarakat itu mengikuti bentuk
piramid.
Bilamana digambar kurang
lebih berbentuk sebagai
berikut :
Beberapa dicantumkan di sini :
1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Di sini Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan dimensi ekonomi sehingga ada orang yang kaya, menengah dan melarat.
2) Prof . Dr. Selo Sumardjan
dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan
sebagai berikut ` selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai
olehnyadan
setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang
itu akan menjadi
bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
Dari
apa yang diuraikan di atas, akhirnya dapat
disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria
yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggotaanggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai
berikut :
1) Ukuran kekayaan
: Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa yang mempunyai kekayaan
paling banyak, termasuk kedalam lapisan sosial teratas. Kenyataan tersebut,
misalnyadapatdilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara mempergunakan pakaian
serta bahan pakaian
yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal, dan sebagainya.
2) Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial
teratas.
3) Ukuran kehormatan
: Ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuranukuran kekayaan
atau kekuasaan. Orang yang paling
disegani dan dihormati, mendapatkan atau menduduki lapisan
sosial teratas. Ukuran
semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka
yang pernah berjasa besar kepada masyarakat.
4) Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini terkadang menyebabkan menjadi
negatif, karena ternyata bahwa bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran,
akan tetapi gelar kesarjanaannya.
Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun
secara tidak halal.
Ukuran-ukuran tersebut di atas, tidaklah bersifat limitatif
(terbatas), tetapi masih ada ukuran-ukuran lainnya
yang dapat dipergunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan
sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai
yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.
2. KESAMAAN
DERAJAT
Sifat perhubungan antara
manusia dan lingkungan masyarakat pada
umumnya adalah timbal
balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai
hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat Waupun terhadap pemerintahdan negara. Beberapa hak dan kewajiban penting
ditetapkandalam Undang-undang (konstitusi) sebagai hak dan kewajiban
asasi. Untuk dapat melaksanakannya hak dan kewajiban ini dengan bebas dari rasa takut perlu adanya
jaminan, dan yang mampu memberi jaminan
ini adalah
pemerintah yang kuat dan berwibawa. Didalam susunan
negara modern hakhak dan kebebasan-kebebasan asasi
manusia itu dilindungi oleh undangundang dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sama pada
setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua
orang mempunyai
kesamaan derajat dan ini dijamin oleh undang-undang. Kesamaan derajat
ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak
dikenal dengan Hak Asasi
Manusia.
A)
PERSAMAAN HAK
Adanya kekuasaan
negara seolah-olah hak individu lambat-laun dirasakan sebagai suatu yang mengganggu, karena
di mana kekuasaan negara itu berkembang, terpaksalah ia memasuki
lingkungan hak manusia
pribadi dan berkuranglah pula luas
batas hak-hak yang dimiliki individu
itu. Dan di sinilah timbul persengketaan pokok antara dua kekuasaan itu secara prinsip,
yaitu kekuasaan manusia
yang berwujud dalam hak-hak dasar beserta kebebasan asasi yang selama itu
dimilikinya dengan leluasa,dan kekuaasaan yang melekat pada organisasi harus dalam bentuk masyarakat yang merupakan negara tadi.
Mengenai persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam Pernyataan
Sedunia Tentang Hak-Hak (Asasi)
Manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) dalam pasal-pasalnya,
seperti dalam :
Pasal 1 " Sekalian orang
dilahirkan merdeka dan mempunyai
martabat dan hak yang sama.
Mereka dikarunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan"
.
Pasal 2 ayat 1 : " Setiap orang berhak alas semua hak-hak
dan kebebasan-
kebebasan yang tercantumdalam pemyataan inidengan tak ada
Keenan apa pun, seperti misalnya
bangsa, warns, jenis kelamin, bahasa, agama, poliotik
atau pendapat lain, asal
mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik,
kelahiran ataupun kedudukan."
Pasal 7 " Sekalian
orang adalah sama terhadap undang-undang dan
berhak alas perlindungan hokum yang samadengan tak ads perbedaan. Sekalian orang berhak alas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa
pernyataan ini dan
terhadap segala hasutan
yang ditujukan kepada perbedaan semacam
ini."
B)
PERSAMAAN DERAJAT
DI INDONESIA
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai
hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan
derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas. Sebagaimana kita ketahui Negara
Republik Indonesia menganut
asas bahwa setiap
warga negara tanpa kecualinya memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan.
Hukum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan. Kalau kita lihat ada empat
pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi itu yakni
pasal 27, 28, 29
dan 31. Empat pokok hak-hak
asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut :
Pertama tentang
kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal
27 ayat I menetapkan : bahwa . " Segala Warga Negara bersaamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahandan wajib menjunjung hukumdan
pemerintahan itudengan tidak ada kecualinya."
Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya
suatu kewajiban dasar
di samping hak asasi yang dimiliki oleh warga negara. yaitu kewa,jiban untuk menjunjung hukumdan
pemerintahan itudengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara prinsipil
telah membuka suatu sistem yang berlainan sekalidaripada sistem perumusan .‘Human Rights" itu secara Halal, hanya menyebutkan hak tanpa ada kewajiban di sampingnya.
3. ELITE DAN MASSA
I.
E L I T E
Dalam masyarakat tertentu
ada sebagian penduduk
ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu
penduduk tidak diikutsertakan. Berbicara masalah elite adalah
berbicara masalah pimpinan.
a. Pengertian :
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk
sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus
dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu
dan khususnya golongan kecil yang memegang
kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: " posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi,
pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas" . Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak
elite. Dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif.
Di dalam suatu lapisan masyarakat lento ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi
kunci ataumereka yang memiliki pengaruh
yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka
itu mungkin para pejabat
togas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
Para pemuka pendapat (opinion
leader) inilah pada umumnya memegang
strategi kunci dan memiliki status
tersendiri yang akhimya
merupakan elite masyarakatnya.
b. Fungal Elite dalam memegang
Strategi :
Dalam suatu kehidupan sosial
yang teratur, baik dalam konteks
luas maupun yang lebih sempit, dalam
kelompok heterogen maupun
homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri
sebagai satu golongan yang penting, memiliki
kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan
massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat
terhadap persona yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam
meletakkan
Sehubungandengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harusdapat mengatur
strategi yang tepat. Dalam hal ini kitadapat membedakan elite pemegang
strategi secara garis besar sebagai berikut :
a) Elite politik (elite
yang berkuasa dalam mencapai
tujuan.
Yang paling berkuasa
biasanya disebut elite segala
elite).
b) Elite ekonomi,
militer, diplomatik dan cendekiawan, (mereka
yang berkuasa atau mempunyai
pengaruh dalam bidang
itu).
c) Elite agama, filsuf,
pendidik dan pemuka
masyarakat.
d) Elite yangadapat memberikan kebutuhan psikilogis, seperti : artis, penulis,
tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.
II.
M A S S A
a). Istilah massa dipergunakan untuk
menunjukkan suatu pengelompokkan
kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa
hal menyerupai crowd, tapi yang secara
fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku vassal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa, peristiwa nasional, mereka yang menyebar
di berbagai tempat,
mereka yang tertarik
pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers. atau mereka yang berperanserta dalam
suatu migrasi dalam arti
luas.
b). Hal-hal yang penting
dalam massa
Terhadap beberapa hal yang penting sebagian
ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
( 1) Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata
sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran
atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang
bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya
orang"orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya
melalui pers.
(2) Massa
merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat,
tersusun dari individu-individu yang anonim.
(3) Sedikit sekali
interaksi atau bertukar
pengalaman antara anggotaanggotanya.
Secara fisik mereka biasanya terpisah
satu sama lain serta anonim, tidak mempunyai kesempatan untuk menggerombol seperti
yang biasa dilakukan oleh crowd.
(4) Very loosely
organized, serta tidak
bisa bertindak secara
bulat atau sebagai suatu kesatuan seperti halnya/crowd.
c) Peranan individu-individu di dalam massa penting sekali kenyataan bahwa massa adalah terdiri
dari individu-individu yang menyebar secara luas di berbagai kelompok-kelompok dan kebudayaan-kebudayaan setempat. Obyek yang massa interest dibayangkan sebagai penarikan perhatian
orang-orang dari kebudayaan dan lingkungan
hidup setempat mereka dan mengalihkannya kepada semesta yang lebih luas, ke arah yang tidak dibatasi
atau dilingkupi oleh tertib, peraturan-peraturan atau harapan-harapan. Dalam pengertian yang demikian ini massa bisa dipandang sebagai
tersusun oleh individuindividu yang terlepas serta terpisah, yang menghadapi obyek-obyek atau area penghidupan yang menarik perhatian, tapi yang jugamembingungkan dan sulit untuk dimengerti dan diatur.
d) Masyarakat
dan Massa
Dari karakteristik yang singkat ini bisa dilihat
bahwa massa merupakan gambaran kosong
dari suatu masyarakat atau persekutuan. la tidak
mempunyai organisasi sosial,
tidak ada lembaga
kebiasaan dan tradisi, tidak memiliki serangkaian aturan-aturan atau ritual, tidak
terdapat sentimen-sentimen kelompok
yang terorganisir, tidak ada
struktur status peranan, serta tidak mempunyai kepemimpinan yanag mantap. Ia semata-mata terdiri
dari suatu himpunan
individu-individu yang terpisah, terlepas, anonim dan dengan begitu homogen sepanjang
perilaku massa dilibatkan.
e) Hakikat dan Perilaku Massa
Timbul pertanyaan, bagaimana massa bertingkah laku. Jawaban berada dalam istilah-istilahdari masing-masing individu yang mencari jawaban menurut kebutuhan sendiri-sendiri. Secara paradoksial, bentuk perilaku
massa terletak pada garis aktivitas
individual dan bukan pada tindakan
bersama. Aktivitas-aktivitas individual ini terutama beradadalam bentuk-bentuk seleksi sepertinya
seleksi obat gigi barn, buku-buku, permainan, landasan partai,
new pashion, filsafat,dan lain sebagainya - yaitu seleksi-seleksi yang dibuat dalam respons atas impuls-impuls atau persamaan-persamaan yang tidak menentu
(samar-samar) yang ditimbulkan oleh obyek yang massa interest. Perilaku
massa, sekalipun merupakan suatu himpunan garis-garis tindakan
yang individual, bisa menjadi amat penting
artinya. Jika garis-garis ini bertemu, pengaruh
dari massa kemungkinan adalah luar biasa, seperti
ditunjukkan oleh efek-efek
yang melanda lembaga-lembaga sebagai akibat pertukaran/bekerjanya selective
interest
dari massa.
Suatu partai politik
bisa berantakan atau sebuah badan
komersial bisa hancur oleh pertukaran-pertukaran dalam interest atau teste.
f) Peranan Elite terhadap Massa
Elite sebagai minoritas yang memiliki kualif ikasi tertentu yang eksistensinya sebagai kelompok
penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara
legal oleh masyarakat pendukungnya. Dalam hal ini kita melihat elite sebagai kelompok
yang berkuasa dan kelompok
penentu.
Dalam kenyataannya elite penguasa
kita jumpai lebih tersebar,
jangkauannya
lebih luas, tetapi
lebih bersifat umum, tidak terspesialisasi seperti kelompok
penentu. Kita mengenal, adanya
kelompok penguasa merupakan golongan elite yang berasaldari kondisi sejarah masa lampau.
Kelompok elite penguasa ini tidak mendasarkan diri pada fungsi-fungsi sosial tetapi lebih bersifat kepentingan-kepentingan birokrat.
4. PEMBAGIAN PENDAPATAN
1)
KOMPONEN PENDAPATAN
Pada dasarnya
dalam kehidupan ekonomi
itu. hanya ada dua kelompok,
yaitu rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen. Dalam rumah
tangga produsen dilakukan
proses produksi. Pemilik
faktor produksi yang telah menyerahkan atau mengikutsertakan faktor produksinya ke dalam proses produksi akan memperoleh balas
jasa. Pemilik alam (tanab) akan memperoleh sewa. Pemilik
tenaga akan memperoleh
upah. Pemilik modal akan memperoleh bunga dan pengusaha
(skill) akan memperoleh keuntungan.
Semua hulas jasa yang diterima
oleh pemilik faktor
produksi tersebut merupakan pendapatan nasional. Dan besar kecilnya
sangat tergantung dari peranan atau penting tidaknya
faktor produksi tersebut.
Selain itu. juga
dipengaruhi oleb sistem distribusi
dan redistribusi yang berlaku.
Pedagang yang melakukan jasa berupa menjual
basil pertanian yang telah
dibelinya, daridesa ke kota, akan memperoleh
hulas jasa berupa: keuntungan,
upah Karena telah mengangkutnya kc kota, bunga modal Karena mengikutsertakan modalnya
dalam perdagangan. Sedangkan sewa tanahnya yang berupa retribusi
pasar dibayarkan kc pemerintah. Demikian prosesnya, untuk semua proses produksi.
2)
PERHITUNGAN PENDAPATAN
Apabila diteliti
lebih lanjut, masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya
upah atau sewa tanah, walaupun
basil yang dapat diperolehnya letup. Namun demikian, tingkat
upah atau sewa tanah itu tidak
bergerak bebas naik terns-menerus.
- Sewa tanah
Bunga tanah atau sewa tanah adalah bagian
dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik
tanah, Karena ia telah menyewakan tanahnya kepada penggarap. Pendapatan yang diterima tersebut
hanya semata-mata Karena hak milik dan bukan Karena
ia ikut serta menyumbang jasanya dalam
proses produksi.
David Ricardo teori perbedaan kesuburan tanah, mengemukakan bahwa sewa tanah itu timbul
Karena perbedaan kesuburannya. Tanah yang subur dapat menghasilkan lebih besar daripada tanah yang kurang subur. Demikian juga sebaliknya, tanah yang subur
memerlukan biaya produksi
yang lebih murah daripada tanah yang tidak
subur. Nilai jual total basil produksi tanah yang subur lebih besar daripada tanah yang tidak
subur. Perbedaan inilah yang menjadi somber timbulnya sewn tanah.
Von Thunen mengemukakan teori perbedaan, yaitu perbedaan letak* terhadap pasar. Dua bidang tanah yang sama-sama suburnya. Sebidang dekat dengan pasar
sedangkan lainnya jauh dengan pasar. Kedua bidang
tanah tersebut mempunyai produktivitas (kemampuan menghasilkan) yang sama.
Tanah yang dekat pasar akan memperoleh basil yang lebih besar daripada tanah yang jauh ke pasar, Karena
tanah dekat pasar, biaya penjualan basil pasar yang barns dikeluarkan relatif
lebih murah daripada
tanah yang jauh dari pasar. Menurut Von Thunen, perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya sewa tanah.
- U p a h
Upah adalah bagian
dari pendapatan nasional
yang diterima oleh buruh,
Karena menyumbangkan tenaganya
dalam proses produksi. Menurut David Ricardo, upah ini sebagai
harga dari tenaga kerja. Upah yang diterima buruh berupa uang disebut upah nominal, sedangkan
barang atau jasa yang
dapat dibelinya dengan upah nominal
tersebut disebut upah riil.
Sistem pemberian upah dalam perjanjian kerja dapat berupa upah harian, upah borongan,
upah satuan, upah menurut waktu,
upah dengan premi dan sebagainya. Sistem
upah yang mana yang akan dipergunakan, tergantung daripada kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu pekerjadan pengusaha. Bagi
mereka yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi
akan menuntut upah yang lebih tinggi daripada
mereka yang kemampuannya kurang.
- Bunga modal
Sewa modal atau bunga adalah
bagian dari pendapatan nasional yang
diterima oleh pemilik modal, karena
telah meminjamkan modalnya
dalam proses produksi. Modal yang ikut sorta dalam proses
produksi akan memperbesar basil
produksi.
Jean Babtiste Say mengemukakan teori produktivitas. Pada prinsipnya modal itu sebenarnya membantu
terlaksananya produksi dan bahkan
mempertinggi
basil. Jadi sewa
modal yang diserahkan kepada
pemilik modal adalah bagian
dari pertambahan produksi
akibat penggunaan modal.
Teori pengorbanan (Nassau
William Senior) pada dasarnya membahas bahwa : modal itu memberikan kenikmatan kepada yang mempergunakan, tetapi sebaliknya bagi pemilik sudah susah payah mengumpulkannya, setelah terkumpul diserahkan kepada orang lain. Judi dapatlah
dikatakan bahwa bunga modal itu merupakan balas jasa pengorbanan.
- Laba pengusaha
Pengusaha memperoleh balas jasa yang berupa keuntungan, Karena telah mengorganisasi faktor-faktor produksi
dalam melakukan proses produksi.
Josseph Schumpeter denngan
teori keunggulan mengemukakan bahwa pengusaha itu keunggulannya tidak sama, tetapi
yang lebih unggul adalah mereka yang berhasil
menemukan kombinasi baru seperti metode produksi barn, efisiensi dan daerah penjualan
yang harus. Pengnsaha yang
unggul inilah yang memperoleh laba.
Pendapatan pengusaha itu diperoleh
dari beberapa sumber:
apabila semua faktor produksi merupakan milik pribadi. Tetapi apabila hanya sebagian
saja yang merupakan hak milik, maka balas jasa faktor produksi
yang diterima oleh pengusaha hanyalah hulas jasa dari faktor yang dimiliki
saja. Sedangkan balas jasa lainnya diserahkan kepada pemilik faktor
produksi yang dipergunakan.
3)
DISTRIBUSI PENDAPA TAN
Setelah dilakukan perhitungan pendapatan nasional, maka dapat diketahui kegiatan produksidan struktur
perekonomian suatu negara. Lebih lanjut akan
mempermudah perancang perekonomian negara, Karena telahdiketahui bahanbahan/keterangan mengenai situasi
ekonomi baik secara
makro maupun sektoral. Sektor
mana yang memberi
sumbangan paling banyak
dan juga golongan mana yang memperoleh bagian pendapatan nasional
yang terbanyak.
Selanjutnya dapat diketahui berapa
tingkat income perkapita, dan ini menunjukkan tingkat potensi
kemakmuran rata-rata.
Namun demikian, perlu disadari bahwa tingkat income perkapita itu hanya merupakan alat ukur untuk
membandingkan kemakmuran suatu negaradengan negara lain. Jadi meskipun
tingkat income perkapita
tinggi belum berarti
bahwa tingkat kemakmuran
itu telah merata dan dinikmati
oleh semua warga negara.
Itulah sebabnya persoalan distribusi termasuk yang paling
strategisdan peka dalam masalah pendapatan nasional dan ini sering menjadi
somber kerusuhan dalam
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar